|
Hutan Wanagama terletak di Yogyakarta, merupakan hutan yang dibuat Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu sarana pembelajaran alamiah untuk mengetahui proses pertumbuhan pohon hingga terbentuknya suatu ekosistem hutan. Kawasan Hutan Pendidikan Wanagama mempunyai luas kurang lebih 600 ha dan menjadi tumpuan harapan bagi banyak orang yang bermukim di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya. Banyak manfaat hutan yang dapat dihasilkan seperti untuk kepentingan ekonomis ataupun kebutuhan jasa lingkungan (paru–paru kota), dan oleh pemerintah daerah menjadi salah satu aset wisata alam. Kawasan Hutan Wanagama
Mengingat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh lewat kehadiran kawasan Hutan wanagama ini, maka upaya untuk mempertahankan fungsi dan peran kawasan ini harus terus dilakukan. Namun dalam pengelolaanya banyak faktor-faktor yang menjadi pembatas tercapainya produktivitas dan perlindungan hutan secara maksimal, salah satu faktor penyebab dimaksud adalah kehadiran agen-agen hayati sebagai penyebab timbulnya hama ataupun penyakit hutan yang dapat menyerang pohon-pohon yang ada dalam kawasan hutan Wanagama. Tegakan Eucalyptus pellita Eucalyptus pellita dan Jati (Tectona grandis) yang saat ini mencapai ratusan pohon dalam kawasan Hutan Wanagama. Jenis tanaman ini penting dalam pembangunan hutan di Indonesia khususnya untuk jenis hutan tanaman baik untuk keperluan industri maupun pendidikan dan penelitian sejak akhir tahun 1980-an. Kedua jenis ini banyak dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan warga masyarakat akan kayu di pasaran karena kemampuan adaptasi yang tinggi terutama pada tanah-tanah marginal bekas padang alang-alang (Imperata cylindrica) seperti di daerah Wanagama, pertumbuhannya cepat, bentuk pohon bagus, relatif tahan terhadap hama dan penyakit, kayunya memiliki sifat-sifat yang baik sebagai bahan baku pulp dan kertas, pertukangan, konstruksi ringan dan teknik silvikulturnya mudah. Walaupun Eucalyptus pellita dan Tectona grandismempunyai berbagai macam kelebihan namun di sisi lain kedua jenis ini tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit, yang disebabkan oleh serangga, virus, atupun jamur. Pohon Jati yang terserang hama dan penyakit Saat ini dalam Kawasan Hutan Wanagama ditemukan hampir sebagian besar tegakan Jati dan Eucalyptus telah mengalami penurunan kwalitas tegakan yang cukup besar, hal ini ditandai dengan adanya kerusakan, kematian ataupun perubahan penampakan fisik beberapa tegakan dalam plot – plot penananam dari pucuk daun hingga akar pohon yang disebabkan oleh berbagai macam faktor penyebab baik faktor biotik maupun abiotik. Pohon Jati dengan Percabangan Rendah
Salah satu faktor penyebab yang dicurigai sebagai faktor pembatas menurunnya kwalitas tegakan Jati dan Eucalyptus adalah kehadiran organisme perusak dan agen – agen penyebab penyakit pohon. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka melakukan pencegahan awal ataupun pengendalian terstruktur terhadap kehadiran agen – agen penyebab kerusakan tegakan hutan adalah dengan melakukan tindakan monitoring terhadap tingkat kesehatan tegakan hutan sehingga sedini mungkin dapat dicari alternatif pencegahan ataupun pengendalian terhadap kondisi yang terjadi pada tegakan melalui tindakan monitoring pengamatan, pengidentifikasian dan penilai tipe kerusakan, lokasi kerusakan dan tingkat keparahannya. Adapun tujuan dari pelaksanaan praktek lapangan ini adalah :
Peserta Praktek Bersama Dosen Pembimbing Beberapa persoalan yang terlihat pada saat melakukan kegiatan praktek di lapangan antara lain :
|
---|