irwantoshut.com
 
 


 
 
 


INVASI SPESIES Acacia nilotica PADA
TAMAN NASIONAL BALURAN - JAWA TIMUR

 

acacia nelotica

Taman Nasional Baluran (TNB) adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Indonesia (sebelah utara Banyuwangi). Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu gunung Baluran. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.

Kawasan TN Baluran ditetapkan memiliki luas sebesar 25.000 Ha. Sesuai dengan peruntukkannya luas kawasan tersebut dibagi menjadi beberapa zona yang terdiri dari:

  1. zona inti seluas 12.000 Ha.
  2. zona rimba seluas 5.537 ha (perairan = 1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha).
  3. zona pemanfaatan intensif dengan luas 800 Ha.
  4. zona pemanfaatan khusus dengan luas 5.780 Ha, dan zona rehabilitasi seluas 783 Ha.

Vegetasi dan Satwa

Taman Nasional ini memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan dan di antaranya merupakan tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering. Tumbuhan khas tersebut adalah:

  • Widoro bukol (Ziziphus rotundifolia)
  • Mimba (Azadirachta indica)
  • Pilang (Acacia leucophloea)

Tumbuhan lainnya antara lain:

  • Asam jawa (Tamarindus indica)
  • Gadung (Dioscorea hispida)
  • Kemiri (Aleurites moluccana)
  • Gebang (Corypha utan)
  • Api-api (Avicennia sp.)
  • Kendal (Cordia obliqua)
  • Salam (Syzygium polyanthum)
  • Kepuh (Sterculia foetida)

Di Taman Nasional ini terdapat 26 jenis mamalia, di antaranya adalah:

  • Banteng (Bos javanicus javanicus)
  • Kerbau liar (Bubalus bubalis)
  • Ajag (Cuon alpinus javanicus)
  • Kijang (Muntiacus muntjak muntjak)
  • Rusa (Cervus timorensis russa)
  • Macan tutul (Panthera pardus melas)
  • Kancil (Tragulus javanicus pelandoc)
  • Kucing bakau (Prionailurus viverrinus)

Satwa banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman Nasional Baluran.

Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung, di antaranya termasuk burung langka seperti:

  • Layang-layang api (Hirundo rustica)
  • Tuwuk asia (Eudynamys scolopacea)
  • Burung merak (Pavo muticus)
  • Ayam hutan merah (Gallus gallus)
  • Kangkareng (Anthracoceros convecus)
  • Burung rangkong (Buceros rhinoceros)
  • bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus)

 

Invasi Spesies Acacia nilotica Taman Nasional Baluran

Kondisi yang terjadi di Taman Nasional Baluran, masuknya spesies asing dan berubah menjadi invasif. Acacia nilotica menjadi tanaman yang sangat agresif perkembangannya sehingga mendesak ruang tumbuh bagi spesies lain; spesies ini diintroduksi pertama kali dari Afrika sebagai tanaman pagar.

Introduksi spesies asing (eksotik) baik yang sengaja diintroduksi maupun tidak sengaja dapat berkembang tidak terkendali. Mereka meninggalkan faktor-faktor yang mempengaruhi populasi dan penyebarannya. Pada habitat yang baru mungkin hanya sedikit predator atau penyakit sehingga populasinya berkembang tak terkendali. Spesies asli mungkin tidak mampu berkompetisi terhadap ruang dan makanan dibandingkan dengan spesies asing tersebut.

Pada Taman Nasional Baluran, lebih dari 50% savana sudah diinvasi oleh Acacia nilotica. Selain invasi jenis akasia, serangan jenis gulma invasif lainnya juga merusak ekosistem alami savana di kawasan Baluran. Jenis-jenis invasif tersebut menyebabkan penurunan populasi banteng karena mengganggu pertumbuhan rumput lokal sebagai pakan utama banteng.

Perubahan ekosistem savana di Baluran menjadi padang akasia, akan mempengaruhi pola-pola suksesi dan kebakaran, juga tutupan lahan. Savana yang tadinya ditutupi rumput, sekarang ditutupi akasia, tentunya akan mengubah pola dan bentuk kebakaran yang menjadi salah satu tahapan dalam proses suksesi di ekosistem savana (Dr. Titiek Setyawati - Direktur RBIS-SEA Indonesia).

Serangan jenis invasif juga banyak terjadi di kawasan hutan lainnya, seperti Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Lampung terinvasi oleh jenis Merremia peltata (mantangan). Jenis Austroeuptorium inulaefolium (kirinyuh) sangat invasif di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango bersama dengan Passiflorasp (markisa), Eupatorium sordidum (bunga aster), Cestrum aurantiacum, Eupatorium riparium (teklan), Brugmansia suaveolens (kecubung gunung). Di Taman Nasional  Ujung Kulon juga ada masalah dengan Arenga obstusifolia (lankap), yang sebenarnya jenis lokal tetapi pertumbuhan sangat cepat dan mendominasi kawasan taman nasional.

Serangan jenis tumbuhan invasif merupakan ancaman terbesar kedua terhadap biodiversitas setelah kerusakan habitat. Proses invasi merupakan bentuk kompetisi antar jenis untuk menguasai suatu habitat secara luas. Penguasaan habitat ini dapat dilakukan baik oleh jenis tumbuhan asing (invasive alien species/IAS) maupun lokal.

Invasi terjadi karena suatu kompetisi. Spesies selalu berkompetisi dengan spesies lain untuk mendapatkan sumber daya sebanyak-banyaknya sehingga salah satu caranya adalah dengan tumbuh dan berkembang biak secepat mungkin. Hal ini cukup mengeliminasi spesies asli dari kompetisi memperebutkan sumber daya. Selain dengan tumbuh dan berkembang dengan cepat, mereka juga melakukan interaksi yang kompleks dengan spesies asli.

Hal yang memengaruhi kecepatan invasi suatu spesies diantaranya:

  • Kemampuan bereproduksi secara aseksual maupun seksual
  • Tumbuh dengan cepat
  • Bereproduksi dengan cepat
  • Kemampuan menyebar yang tinggi
  • Fenotip yang elastis, mampu mengubah bentuk tergantung kondisi terbaru di sekitarnya
  • Toleransi terhadap berbagai keadaan lingkungan
  • Hubungan dengan manusia
  • Invasi lainnya yang telah sukses dilakukan.

PRAKTEK LAPANGAN
TAMAN NASIONAL BALURAN JAWA TIMUR

BALURAN

Foto Bersama. Praktek dipimpin oleh Bpk Dr. Satyawan (kanan).

 

IRWANTO

Lagi cari banteng nih!!!

  Dimana ya.. Bantengnya???

 

acacia nelotica

yang terlihat hanya Acacia nilotica dan Gunung

 

acacia nilotica

Ooh ..  Acacia nilotica  !!! 

teganya engkau, mengapa sungguh cepat engkau menguasai daerah ini.

 

BALURAN

Nggak ada banteng, foto saja dengan tulang belulang

 

MENGENAL TAMAN NASIONAL
forest
Taman Nasional Manusela - Provinsi Maluku
Taman Nasional Aketajawe Lolobata
Provinsi Maluku Utara
Pusat Penyelamatan Satwa
Masihulang Pulau Seram - Provinsi Maluku
Gambar dan Video Fauna - Satwa Indonesia
Fauna Indonesia | Satwa Langka yang Perlu Dilindungi

 

POHON POHON

 

 

HOME
PENELITIAN
PAPER / ARTIKEL
KULIAH KEHUTANAN
PERJALANAN
DIARY
GALERI PHOTO
INFO SEPUTAR HUTAN
PROSIDING NFP
KESEHATAN TUBUH
KOTA AMBON
UNIVERSITAS PATTIMURA
TIPS MAHASISWA
BIODATA IRWANTO
PHOTO PRIBADI
FACEBOOK IRWANTO