|
---|
|
Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Fotosintesis pada tumbuhan Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasiseluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia. Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Sebagian besar energi fotosintesis dihasilkan di daun tetapi juga dapat terjadi pada organ tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Reaksi- Reaksi pada proses fotosintesis Faktor yang menentukan kecepatan fotosintesis
Penemuan tentang fotosintesis Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an. Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air. Tapi pada tahun 1720, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia berpendapat faktor itu adalah udara. Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan. Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Akhirnya di tahun 1796, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan (seperti glukosa).
Carbon dioxide enters a leaf from the air. The epidermis (outer surface) of the leaf has many tiny pores. These openings, called stomata, enable carbon dioxide to enter the leaf. Each pore is surrounded by two curved, bean-shaped guard cells that can swell and relax. When they swell, the pore is opened wide, and carbon dioxide enters the leaf. When the guard cells relax, the pore closes. In most plants, the stomata open during the day and close at night. A leaf has many stomata. For example, a cottonwood leaf may have 1 million stomata, and a sunflower leaf nearly 2 million. However, the pores are so small that they make up less than 1 percent of the leaf's surface. In most plants that grow in full sun, the majority of the stomata are in the shaded lower epidermis of the leaves. In many other plants, the stomata are about equally divided between the upper and lower epidermis.
Water. A leaf obtains water that has been absorbed by the plant's roots. This water travels up the stem and enters the leaf through the petiole. Tiny tubes in the leaf's veins carry the water throughout the blade. These tubes make up the vein's xylem (water-transporting tissue). The inside of the blade is very humid. The epidermis is covered by a waxy coating called the cuticle, which helps keep the leaf from drying out. Nevertheless, a leaf does lose much water. Most of it escapes as vapor through the stomata by the process of transpiration.
Light. Leaves cannot make food without light. But most leaves work best when the sunlight is at a certain level of brightness. If the light is too dim, the leaf will not make enough food. But if the light is too bright, it can damage the food-making cells. The leaves of many plants that grow in bright sunlight have an extremely thick cuticle, which helps filter out strong light and guards against excess water loss. The leaves may also have many threadlike structures called hairs growing out of the epidermis. These structures are not true hairs, which grow only on mammals, but they resemble hairs. Epidermal hairs further reduce the intensity of bright light. Such plants as geraniums and white poplar trees have so many epidermal hairs that they feel fuzzy. Some plants, including the herbs, ferns, and shrubs of the forest floor, thrive in shade. The leaves of most of these plants have a thin cuticle and few epidermal hairs. These features allow as much of the dim light as possible to enter the leaves. Photosynthesis occurs inside the leaf blade in two kinds of food-making tissues-palisade tissue and spongy tissue. The tall, slender cells of the palisade tissue are the chief food producers. They form one to three layers beneath the upper epidermis. The broad, irregularly shaped cells of the spongy tissue lie between the palisade tissue and the lower epidermis. Floating within both kinds of cells are numerous small green bodies known as chloroplasts. Each chloroplast contains many molecules of the green pigment chlorophyll.Partly surrounding each cell of the palisade and spongy tissue is an air space filled with carbon dioxide, water vapor, and other gases. The cells absorb carbon dioxide from this air space. When light strikes the chloroplasts, photosynthesis begins. The chlorophyll absorbs energy from the light. This energy splits the water molecules into molecules of hydrogen and oxygen. The hydrogen then combines with carbon dioxide to produce a simple sugar. This process is extremely complicated and involves many steps. The oxygen that is left over from the splitting of the water molecules enters the air through the stomata.
The sugar produced by photosynthesis is carried in special tubelike cells that make up the vein's phloem (food-transporting tissue). The sugar moves through the petiole to the stem and all other parts of the plant. In the plant cells, the sugar may be burned and thus release energy for growth or other activities. Or the sugar may be chemically altered and form fats and starches. In addition, the sugar may be combined with various minerals, and so produce proteins, vitamins, and other vital substances. The minerals enter the plant dissolved in the water absorbed by the roots.
Transpiration occurs as the sun warms the water inside the blade. The warming changes much of the water into water vapor. This gas can then escape through the stomata. Transpiration helps cool the inside of the leaf because the escaping vapor has absorbed heat. |
---|
|