irwantoshut.com
 
 


 

 




KARAKTERISTIK DARI POHON MERBAU ( Intsia bijuga O.K.)

Andjela Sahupala, 2005

1. Sifat Botanis

Nama botani yang digunakan adalah Intsia Bijuga O.K. dan juga memiliki sinonim Intsia ambonensis D.C., Afselia bijuga A.G. dan Intsia retusa O. K. Jenis yang memiliki nama dagang merbau ini termasuk famili Caesalpinaceae. Nama daerah yang biasa digunakan antara lain: kayu besi (Maluku dan Irian Jaya), merbau asam (Kalimantan), ipi (Sunda), ipil, mirabow, merau pantai, marbon (Sumatra), bayam (Sulawesi) sedangkan dinegara lain dikenal dengan nama merbau ipil (serawak, Sabah), ipil, ipil laut (Philipina), kwila (Papua Nugini), krakas (Kamboja) (Anonom,1981; Anonim, 1994).


intsia bijuga

Pohon merbau tumbuh tegak, lurus, dapat mencapai tinggi 50 meter dengan tinggi bebas cabang mencapai 20 meter dan diameter batang 160 cm bahkan ada yang mencapai 250 cm. Batang berbanir dengan warna kulit luar kelabu coklat dan beralur dangkal. daunnya tersusun majemuk terdiri dari 4 sampai 6 anak daun yang berbentuk bundar atau bulat telur. Daun dan kulit kayunya dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan. pembungaan berbentuk tandan terdiri atas bunga-bunga kecil berwarna putih dan berbau harum. Buahnya berupa polong dan biasaya megandung 3 sampai 6 biji (Anonim, 1994).

Musim berbunga dan berbuah terjadi pada bulan Juni sampai dengan Oktober. Dalam setiap kilogram terdapat sekitar 354 benih atau sebanyak 200 benih per liter. Benih dapat disimpan setelah di keringkan di udara selama 10 hari. Benih yang telah kering dan disimpan dalam tempat tertutup dapat bertahan lama (Martawijaya, 1981) dan menurut Soerianegara (1994), benih setelah di panen, dikeringkan sampai kadar air 10 persen dan disimpan pada tempat yang kedap udara dapat bertahan selama 1 tahun.

Permudaan alam jarang terdapat karena benih yang jatuh ke tanah sukar berkecambah kecuali jika jatuh di atas tanah yang baik dan mendapat cahaya penuh. Permudaan buatan belum banyak dilakukan. Selain dengan biji, penanaman merbau dapat dilakukan dengan stump (Martawijaya, 1981).

Pertumbuhan awal dari semai cepat dan mencapai rata-rata tinggi 40 sampai dengan 50 cm setelah 3 bulan, kemudian pertumbuhannya akan menjadi lambat. Untuk pertumbuhan semai yang optimal dibutuhkan cahaya dengan intensitas tinggi dan hal ini kan lebih cepat dari pada di bawah tajuk tertutup (Anonim, 1994).

Kayu merbau (Intsia Bijuga O.K.) termasuk dalam kelas awet I –II dan kelas kuat I- II dengan berat jenis rata-rata 0.80, bertekstur agak keras dengan serat lurus atau berpadu, tergolong sangat keras dengan sifat pengerjaan agak sukar. Warna kayu teras kering udara coklat atau merah coklat tua dengan garis-garis agak terang pada bidang. Dengan sifat kayu sedemikian maka jenis ini dapat digunakan untuk keperluan kayu bangunan, lantai, kayu perkapalan, arang, pal (Anonim, 1981), juga sesuai untuk konstruksi bangunan air, namun umumnya terlalu keras untuk industri kayu lapis (Anonim, 1991).

2. Penyebaran dan Tempat Tumbuh

Merbau (Intsia Bijuga O.K. ) tersebar dari Tanzania dan Madagaskar, India bagian selatan dan Myanmar sampai ke Malaysia dan Indonesia, Australia bagian Utara dan Polinesia. Di Indonesia, Intsia spp. dijumpai hampir di semua pulau Sumatra (Sumatra Utara, Aceh, Riau, Palembang, Lampung, Jambi), Kalimantan, (Kalimatan Selatan dan Barat), Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya dan Jawa (Anonim, 1991).

Intsia bijuga

Intsia bijuga O.K



Merbau (Intsia bijuga O.K.) dapat dijumpai pada pada hutan tropika basah pada zone vegetasi hutan dataran rendah (Samingan, 1975). Jenis ini tumbuh dalam hutan asli sampai dengan ketinggian 50 meter dari permukaan laut tetapi umumya tumbuh dekat pantai, dalam hutan payau atau tepi sungai dan sangat menyukai tempat yang berpasir atau berbatu (Anonim, 1991).

Next >>>



INFO JENIS TANAMAN POHON KEHUTANAN
 
Bintangur Pantai (Callophylum inophylum L ) Sumber Bahan Bakar Alternatif dan Manfaat Lainnya.
 
Kayu Besi Pantai (Pongamia pinnata (L.) Pierre) Tumbuhan Sumber Bahan Bakar Alternatif
 
Buah Rao - Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rofle
 
Pengaruh perlakuan awal dan suhu simpan terhadap perkecambahan benih Merbau (Intsia bijuga O.K)
 
Usaha pengembangan Jati (Tectona grandis L.f)
 
Pengembangan tanaman Sukun
 
Penggunaan tanaman actinorhizal Casuarina equisetifolia L pada rehabilitasi lahan alang-alang dengan sistem Agroforestri
 
Pengembangan tanaman jarak (Jatropha curcas L) sebagai sumber bahan bakar alternatif
 
Penilaian kesehatan hutan tegakan Jati (Tectona grandis) dan Eucalyptus (Eucalyptus pellita) pada kawasan Hutan Wanagama I
 
Pengaruh perbedaan naungan terhadap pertumbuhan semai Shorea sp di persemaian
 
Hutan tanaman Shorea smithiana prospektif, sehat dan lestari
 
Budidaya Tanaman Kehutanan. Acacia mangium, Agathis spp, Aleurites moluccana, Cinnamomum porrectum, Eucalyptus, Gonystylus bancanus, Khaya anthotheca, Melia azedarach, Peronema canescens, Pinus merkusii, Santalum album, Swietenia, marophylla, Famili Dipterocarpaceae, Shorea spp, Shorea leprosula, Shorea selanica
 
Menyediakan Benih Tanaman Kehutanan

 

POHON POHON

 

HOME
GLOBAL WARMING
INDONESIA FOREST
INDONESIA BIODIVERSITY
CDM IN INDONESIA
MANGROVE FOREST
THE IMPORTANCE OF TREES
FOREST AND ECOLOGY
KIND OF CONSERVATION
KIND OF BIODIVERSITY
HOW PLANTS GROW
FOREST PICTURES
FACEBOOK
PENELITIAN
PAPER / ARTIKEL
KULIAH KEHUTANAN
PERJALANAN
DIARY
GALERI PHOTO
INFO SEPUTAR HUTAN
PROSIDING NFP
KESEHATAN TUBUH
KOTA AMBON
UNIVERSITAS PATTIMURA
TIPS MAHASISWA
BIODATA IRWANTO
PHOTO PRIBADI
FACEBOOK IRWANTO