irwantoshut.com
 
 


 




PENGARUH PERLAKUAN AWAL DAN SUHU SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O.K)

Andjela Sahupala, 2005
(+6281343414123)

INTISARI

Penelitian dilakukan pada rumah kaca Fakultas Kehutanan UGM tentang “Pengaruh Perlakuan Awal dan Suhu Penyimpanan Terhadap Perkecambahan Benih Merbau (Intsia bijuga O.K)”, pada bulan September 2003 sampai Januari 2005. tujuan penelitian adalah untuk mengatasi sifat dormansi dari benih merbau melalui pemberian perlakuan awal yang tepat dan suhu simpan yang baik agar dapat meningkatkan perkecambahan serta mempertahankan viabilitas benih merbau.


intsia bijuga

Perbaikan Kesuburan Tanah Oleh Agroforestri

Prospek Pengembangan Ekowisata Kawasan Wisata Alam Laut Pulau Marsegu dan Sekitarnya

Pemanfaatan Hutan Mangrove Teluk Kotania Kabupaten Seram Barat Maluku

Menebang Hutan untuk Menyukseskan Program GERHAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah; Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan dimana setiap satuan percobaan terdiri dari 100 benih, yang terdiri dari a0 = kontrol, benih dikikir dan direndam dengan air selama: 4 jam = a1, 8 jam = a2, 12 jam = a3, 16 jam = a4; benih dikikir dan direndam dengan air panas (85°C) selama: 4 jam = b1, 8 jam = b2, 12 jam = b3, 16 jam = b4; benih direndam dengan larutan H2SO4 dengan konsentrasi; 65% = c1, 75% = c2, 85% = c3, 95% c4 ( perlakuan pendahuluan pada benih). Perlakuan penyimpanan menggunakan rancangan percobaan Faktorial pola RAL, dengan faktor A (suhu ruang simpan) yaitu; a1= suhu freezer –(10sd15°C), a2 = suhu kulkas (4sd10°C) dan suhu kamar (21sd34°C). Faktor B (waktu penyimpanan) terdiri dari b1=2 minggu, b2=4 minggu, b3=6 minggu, b4=8 minggu, b5=10 minggu, b6=12 minggu, b7=14 minggu, b8=16 minggu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mengatasi sifat dormansi kulit benih merbau, perlakuan awal yang tepat adalah benih dikikir dan direndam dengan air panas selama 8 jam (b2) serta suhu simpan yang baik adalah suhu simpan (freezer, kulkas dan suhu kamar), karena selama penyimpanan 16 minggu mampu pempertahankan viabilitas benih dengan % kecambah diatas 99 %.

Kata kunci: Benih, Merbau (Intsia bijuga O.K), Dormansi, Penyimpanan, Viabilitas


KESIMPULAN

1. Pengaruh Perlakuan Awal Terhadap Perkecambahan Benih Merbau ( Intsia bijuga O.K.)
a. Pemberian perlakuan awal pada benih merbau (Intsia bijuga.O.K.) sebelum dikecambahkan memberikan pengaruh sangat nyata untuk mengatasi sifat dormansi kulit benih serta dapat meningkatkan perkecambahan benihnya.
b. Perlakuan awal dengan cara pengikiran kulit benih kemudian dilanjutkan perendaman dengan air panas 85°C dan dibiarkan selama 8 jam (suhu tidak dipertahankan) memberikan hasil terbaik pada rata-rata persentase perkecambahan yaitu sebesar 99.33 persen, laju perkecambahan/ kecepatan perkecambahan sebesar 6.02 hari dan memberikan Indeks vigor tertinggi yaitu 16.46.

2. Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Perkecambahan Benih Merbau ( Intsia bijuga O.K.)
a. Benih merbau ( Intsia bijuga O.K.) merupakan benih yang tidak memiliki problem dalam penyimpanan.
b. Dengan melihat rata-rata persentase perekecambahan, laju perkecambahan dan indeks vigor maka benih merbau merbau (Intsia bijuga O.K.) dapat disimpan pada suhu freezer, suhu kulkas dan suhu kamar dengan kadar air benih sebesar 5.03 persen. Karena memiliki rata-rata persentase sebesar 99.33 persen (suhu freezer), 99.38 persen (suhu kulkas), dan 99.25 persen (suhu kamar), laju perkecambahan 6.05 (suhu freezer) hari, 5.99 (suhu kulkas) hari dan 6,03 hari (suhu kamar) dan indeks vigor 16.53 (suhu freezer), 16.52 (suhu kulkas)dan 16.51 (suhu kamar) selama 16 minggu penyimpanan pada berbagai suhu simpan (setelah sebelum perlakuan penyimpanan benih sudah disimpan selama 44 minggu atau 11 minggu pada suhu kamar). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa benih merbau dapat disimpan selama 60 minggu dengan persen kecambah diatas 99 persen.

SARAN

a. Bagi yang ingin mengembangkan jenis merbau (Intsia bijuga O.K.) agar hasilnya optimal disarankan untuk memberikan perlakuan awal pada benih yaitu benih dikikir dan dilanjutkan dengan perendaman dengan air panas 85°C selama 8 jam (suhu tidak dipertahankan), karena dinilai lebih ekonomis dan efisien.
b. Untuk perlakuan awal dengan menggunakan larutan kimia H2SO4 disarankan agar jangan digunakan, karena selain tidak ekonomis dan berbahaya, hasilnya juga tidak optimal.
c. Perlu diciptakan alat untuk pengikiran (skarifikasi) benih yang berskala operasional, agar dengan alat ini diharapkan dalam waktu yang singkat dapat mengikir benih dalan jumlah yang banyak.
d. Jika suhu kamar dipakai sebagai kondisi atau tempat tempat penyimpanan maka yang harus diperhatikan adalah wadah simpan, disarankan agar menggunakan wadah yang kedap udara.

intsia bijuga seedling

Next >>>


INFO JENIS TANAMAN POHON KEHUTANAN
 
Bintangur Pantai (Callophylum inophylum L ) Sumber Bahan Bakar Alternatif dan Manfaat Lainnya.
 
Kayu Besi Pantai (Pongamia pinnata (L.) Pierre) Tumbuhan Sumber Bahan Bakar Alternatif
 
Buah Rao - Dracontomelon dao (Blanco) Merr. & Rofle
 
Pengaruh perlakuan awal dan suhu simpan terhadap perkecambahan benih Merbau (Intsia bijuga O.K)
 
Usaha pengembangan Jati (Tectona grandis L.f)
 
Pengembangan tanaman Sukun
 
Penggunaan tanaman actinorhizal Casuarina equisetifolia L pada rehabilitasi lahan alang-alang dengan sistem Agroforestri
 
Pengembangan tanaman jarak (Jatropha curcas L) sebagai sumber bahan bakar alternatif
 
Penilaian kesehatan hutan tegakan Jati (Tectona grandis) dan Eucalyptus (Eucalyptus pellita) pada kawasan Hutan Wanagama I
 
Pengaruh perbedaan naungan terhadap pertumbuhan semai Shorea sp di persemaian
 
Hutan tanaman Shorea smithiana prospektif, sehat dan lestari
 
Budidaya Tanaman Kehutanan. Acacia mangium, Agathis spp, Aleurites moluccana, Cinnamomum porrectum, Eucalyptus, Gonystylus bancanus, Khaya anthotheca, Melia azedarach, Peronema canescens, Pinus merkusii, Santalum album, Swietenia, marophylla, Famili Dipterocarpaceae, Shorea spp, Shorea leprosula, Shorea selanica
 
Menyediakan Benih Tanaman Kehutanan

 



HOME
GLOBAL WARMING
INDONESIA FOREST
INDONESIA BIODIVERSITY
CDM IN INDONESIA
MANGROVE FOREST
THE IMPORTANCE OF TREES
FOREST AND ECOLOGY
KIND OF CONSERVATION
KIND OF BIODIVERSITY
HOW PLANTS GROW
FOREST PICTURES
FACEBOOK
PENELITIAN
PAPER / ARTIKEL
KULIAH KEHUTANAN
PERJALANAN
DIARY
GALERI PHOTO
INFO SEPUTAR HUTAN
PROSIDING NFP
KESEHATAN TUBUH
KOTA AMBON
UNIVERSITAS PATTIMURA
TIPS MAHASISWA
BIODATA IRWANTO
PHOTO PRIBADI
FACEBOOK IRWANTO