Pohon Jati Tectona grandis L.f Pohon Jati (Tectona grandis L.f.) sudah tidak asing lagi di pendengaran kita. Bahkan banyak orang sudah menanamnya untuk mendapatkan keuntungan yang besar, karena dikabarkan mempunyai pertumbuhan yang cepat dan harga jual kayu yang tinggi. Tapi apakah semua pohon jati mempunyai pertumbuhan yang cepat? Orang selalu menginginkan pohon yang cepat tumbuh, berbatang lurus, silindris dan tidak bercabang. Ini sangat menguntungkan untuk dijadikan kayu pertukangan dengan kualitas kayu yang tinggi. Pohon jati yang baik dapat dihasilkan oleh bibit atau benih yang bermutu. Bibit jati yang dijual di pasaran dengan nama jati emas, jati super, jati unggul, jati plus dan nama yang lain lagi. Semua jadi membingunkan karena harus pilih yang mana? Apakah semua jati itu sama saja tetapi namanya berbeda? Sebenarnya nama jati yang berbeda di pasaran disebabkan beda perusahaan yang memproduksi dan menjualnya. Masing-masing asal materi untuk kegiatan tree improvement juga diambil dari tempat yang berbeda.

Gambar. Tanaman Jati

Contohnya Jati Emas diproduksi oleh PT. Katama Suryabumi sumber materi diambil dari Birma. Jati Super diproduksi oleh PT. Monfori Nusantara asal materi dari Thailand. Untuk lebih jelas dapat dilihat dibawah ini berbagai merek jati dengan produsen dan asal materi :

Jati-jati ini merupakan hasil dari kegiatan Tree Improvement yaitu suatu kegiatan untuk menghasilkan jenis yang unggul memiliki pertumbuhan yang cepat, berbatang lurus, silindris dan sedikit percabangan.

Gambar. Tanaman Jati

Jati dapat dikembangkan melalui cara generatif lewat biji/benih ataupun cara vegetatif lewat stek dan lainnya.

Benih Jati termasuk benih yang mempunyai dormansi kulit benih, terbungkus oleh lapisan yang agak keras sehingga perlu perlakuan khusus untuk membuat benih itu dapat berkecambah.
Ada beberapa cara pemecahan dormansi biji yang dapat dilakukan antara lain :

1. Direndam dalam air dingin kemudia dijemur dibawah panas sinar matahari, diulang 4-5 hari.
   
2. Direndam dalam air dingin dan air panas bergantian selama 1 minggu.
   
3. Pada bagian epikotil, ditipiskan kulit bijinya dengan cara diamplas, sehingga memudahkan air dan udara masuk kedalam biji.
4. Direndam dalam larutan asam sulfat pekat (H2S04) selama 15 menit, kemudian dicuci dengan air dingin setelah itu baru dikecambahkan pada media pasir.
   

Gambar. Benih Jati

Perbanyakan tanaman jati juga dapat dilakukan secara vegetatif atau perbanyakan yang dilakukan tanpa benih/biji, dengan mengambil bagian tanaman seperti daun, batang, tunas dan bagian lainnya. Pembiakan secara vegetatif untuk jati dapat dilakukan dari cara yang sederhana seperti stump, puteran hingga grafting dan kultur jaringan.

Pada Kegiatan Gerhan, jati banyak dipergunakan untuk tanaman rehabilitasi. Bahkan hampir seluruh tempat dan jenis tanaman digantikan dengan jati, sehingga melupakan jenis unggulan lokal yang mungkin dapat dikembangkan sesuai dengan lokasi setempat.

Gambar. Penanam Pohon Jati Gerhan