|
|
---|
Jarak Tanam merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk menyediakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan tanaman. Jarak tanam yang dibuat akan menentukan kerapatan tanaman jati di lapangan. Biasanya jarak dalam kegiatan-kegiatan penanaman pada lahan-lahan kritis adalah 3 x 3 m2, sedangkan jarak tanam kegiatan pengayaan adalah 5 x 5 m2. Untuk penanaman jati emas atau jenis unggul lainnya, sering dipakai jarak tanam monokultur atau jenis jati saja adalah 2 x 2,5 m2, dengan perhitungan bahwa akan diadakan penjarangan untuk beberapa tahun kemudian. |
|
---|
Kerapatan tanaman mempengaruhi pertumbuhan tanaman berkaitan dengan persaingan akar dan tajuk, apalagi jenis tanaman yang sama dengan bentuk perakaran dan tajuk yang sama pula menimbulkan persaingan yang lebih ketat dibandingkan dengan jenis yang berbeda.
Gambar. Jarak Tanam Pohon Jati
Kerapatan tegakan merupakan faktor utama yang dapat dimanipulasi masyarakat dalam pengembangan tanaman jati. Melalui manipulasi kerapatan tanaman pohon jati dapat mempengaruhi pemantapan jenis selama periode permudaan dan juga memodifikasi kualitas batang, kecepatan pertumbuhan diameter dan bahkan volume produksi selama periode perkembangan tanaman jati.
Penanaman dengan jarak awal yang lebih rapat dapat dilakukan untuk menciptakan pertumbuhan tanaman secara vertikal lebih cepat daripada pertumbuhan ke samping yang membuat percabangan lebih banyak. Hal ini dikarenakan tanaman-tanaman tersebut bersaing untuk mendapatkan cahaya sehingga berusaha untuk tumbuh ke atas.
Untuk beberapa tahun kemudian bila kondisi tajuk sudah saling berdekatan bahkan tumpang tindih perlu dilakukan penjarangan, untuk membuat ruang yang optimal bagi kelanjutan pertumbuhan tanaman jati.
Pohon jati yang tumbuh pada tempat terbuka akan merangsang pertumbuhan ke samping sehingga membentuk percabangan yang banyak. Percabangan-percabangan tersebut akan menurunkan kualitas kayu bila akan dijadikan kayu untuk pertukangan dan industri.
Gambar. Pohon Jati dengan Banyak Percabangan.
Dengan jarak tanam awal tanaman jati 2 m x 2,5 m, kemudian akan dilakukan penjarangan secara bertahap untuk mengurangi persaingan menjadi 4 m x 5 m tergantung dari kondisi pertumbuhan jati tersebut. Ruang tumbuh yang optimal bagi tegakan jati akan menghasil kualitas batang, kecepatan pertumbuhan diameter dan bahkan volume produksi yang maksimal.
Untuk mengurangi persaingan dalam penyerapan unsur hara dan pemanfaatan lahan yang lebih efisien maka jati juga bisa ditanam secara polikultur (campuran berbagai jenis) atau ditanam secara tumpang sari.
Namun pemilihan jenis untuk ditanam secara polikultur ataupun tumpang sari, perlu dicari jenis yang tidak merugikan pertumbuhan jati. Penanaman jati bersama tanaman Singkong (Manihot sp) dapat merugikan pertumbuhan jati karena Singkong dapat menguras unsur hara di dalam tanah.
Gambar. Penanaman Jati dengan Jenis Lain (Singkong).
|
|||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
email: irwantoshut@gmail.com. |
|||||||||||||