irwantoshut.com
 


 
 
 

 





MENDETEKSI VARIASI ASAL USUL / SILSILAH TAPAK

Metoda untuk menilai variabilitas di dalam tapak pohon dengan mencatat dan mengenal silsilah. Seperti setengah kerabat atau kerabat penuh famili, sangat utama sama halnya untuk tapak hutan, tetapi jauh lebih banyak informasi tersedia dari analisa itu. Berlawanan dengan tapak hutan tidak dapat diketahui silsilah di mana hanya total (atau phenotypic) variasi berhubungan dengan Provenance, lokasi, tapak, dan pohon dapat ditentukan, seseorang dapat menilai penting relatif dan kontribusi dari lingkungan dan variasi dari genetik dalam silsilah tapak. Dari informasi ini, kemudian dapat memperoleh suatu penilaian nilai genetik yang melibatkan parental.

Jika silsilah meliputi informasi kedua ibu dan ayah pohon, kemudian mungkin untuk memisahkan variabilitas genetik ke dalam bagian komponen perbedaan aditip dan non aditip dan bahkan untuk menilai jenis yang berbeda bukan perbedaan aditif.
genetic detection

Rincian uraian ini menjadi agak kompleks secara statistik dan ditangani bidang yang khusus disebut ”genetika kwantitatif”.

Pertanyaan sering muncul apakah Provenance berbeda di dalam suatu jenis dapat diperlakukan sebagai suatu silsilah yang dapat ditaksir dengan cara yang serupa untuk famili dalam perhitungan variasi. Kadang-kadang dapat dilaksanakan, tetapi memerlukan beberapa perbedaan penafsiran dan menggunakan nilai-nilai yang diperoleh.

Pemeliharaan dan Penggunaan Variasi

Suatu program pemuliaan pohon adalah untuk memelihara dan meningkatkan variabilitas Genetik di dalam populasi pohon hutan yang digunakan. Jika diterapkan, suatu program pemilihan intensive akan mengurangi variabilitas karakteristik yang terlibat. Tentu saja, sasaran manipulasi Genetik di dalam kehutanan adalah untuk menghasilkan dengan cepat produk yang diinginkan dengan keseragaman yang besar. Suksesnya program breeding akan merubah frekwensi gen; jika ini tidak terjadi berarti program akan gagal.

Kebanyakan jenis pohon hutan berisi variabilitas besar untuk karakteristik yang penting seperti pohon yang lurus atau berat jenis kayu, untuk kemampuan beradaptasi seperti toleransi cuaca dingin atau musim kering, dan untuk resistensi penyakit atau serangga dan untuk pertumbuhan. Dengan jelas dinyatakan sebelumnya, suatu kekuatan utama peningkatan pohon adalah bahwa banyaknya karakteristik berharga untuk para breeder pohon kompleks dan dasar utama pewarisan dengan bebas, maka mungkin untuk "merajut" pohon dengan kombinasi karakteristik yang diinginkan.

Tetapi melanjutkan pengembangan di dalam generasi selanjutnya tidaklah mungkin kecuali jika variabilitas di dalam breeding populasi dipelihara, dan ini pekerjaan tidak gampang. Pemeliharaan dan bahkan peningkatkan variabilitas adalah suatu sasaran kunci pengembangan, atau riset; tahap suatu program peningkatan pohon. Gambar di bawah menunjukkan bagaimana hubungan konseptual antara Keragaman dan Perolehan Genetik.

hubungan keragaman dan perolehan genetik

Hubungan Konseptual antara Keragaman dan Perolehan Genetik

dna detection genetic dna detection genetic detection genetic cell detection  

PUSTAKA :

Na’iem, M, 2001. Konsevasi Sumberdaya Genetik untuk Pemuliaan Pohon. Seminar Sehari 70 Tahun Prof. Oemi H. Suseno; Peletakan Dasar-dasar dan Strategi Pemuliaan Pohon Hutan di Indonesia. Yogyakarta.
Oemi, H.S, 2000. Pemuliaan Pohon Hutan Indoensia Menghadapi Tantangan Abad 21. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Oemi, H.S, 2001. Peletakan Dasar-Dasar dan Strategi Pemuliaan Pohon Hutan di Indoensia. Orasi Ilmiah Purna Tugas. Prof. Dr. Ir. Hj. Oemi Hani’in Suseno. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Wright, J.W, 1976. Introduction to Forest Genetics. Academic Press, Inc. San Diego California.
Zobel, B and John Talbert, 1984. Applied Forest Tree Improvement. John Wiley and Sons, Canada.

   
  HUBUNGAN KONSEPTUAL ANTARA KERAGAMAN DAN PEROLEHAN GENETIK
   
1 Penyebab dan Bentuk Keragaman / Variasi
 
2 Kekuatan yang Membentuk Variasi Genetik
 
3 Variasi disebabkan oleh Manusia
 
4 Keragaman/Variasi yang disebabkan Oleh Manusia
 
5 Mendeteksi Variasi Asal Usul / Silsilah Tapak
 
6 Pemeliharaan Keragaman / Variasi Genetik
 
7 Pelestarian Sumberdaya Genetik
 
8 Kontribusi Konservasi Genetik Dalam Program Pemuliaan Pohon Di Indonesia
   

DNA, also known as deoxyribonucleic acid, is a thin, chainlike molecule found in every living cell on earth. It directs the formation, growth, and reproduction of cells and organisms. Short sections of DNA called genes determine heredity- that is, the passing on of characteristics-in living things. DNA is found mainly within a cell's nucleus, in threadlike structures called chromosomes. DNA even occurs in bacterial cells, which do not have a nucleus, and in some viruses. All DNA consists of thousands of smaller chemical units called nucleotides. Nucleotides are chemically bonded to one another to form thin, chainlike molecules known as polynucleotides. Each nucleotide contains a compound called a phosphate, a sugar called deoxyribose, and a compound called a base. The phosphate and sugar are the same in all DNA nucleotides, but the bases vary. There are four DNA bases: (1) adenine, (2) guanine, (3) thymine, and (4) cytosine. The exact amount of each nucleotide and the order in which they are arranged are unique for every kind of living thing.

HOME
GLOBAL WARMING
INDONESIA FOREST
INDONESIA BIODIVERSITY
CDM IN INDONESIA
MANGROVE FOREST
THE IMPORTANCE OF TREES
FOREST AND ECOLOGY
KIND OF CONSERVATION
KIND OF BIODIVERSITY
HOW PLANTS GROW
FOREST PICTURES
FACEBOOK
PENELITIAN
PAPER / ARTIKEL
KULIAH KEHUTANAN
PERJALANAN
DIARY
GALERI PHOTO
INFO SEPUTAR HUTAN
PROSIDING NFP
KESEHATAN TUBUH
KOTA AMBON
UNIVERSITAS PATTIMURA
TIPS MAHASISWA
BIODATA IRWANTO
PHOTO PRIBADI
FACEBOOK IRWANTO