PENYEBAB KEGAGALAN PENANAMAN
|
---|
Pengalaman membuktikan bahwa pada saat terjadinya tsunami di Aceh, sangat banyak menelan korban tetapi ada tempat-tempat yang ditumbuhi mangrove dapat mengurangi jumlah kerusakan dan mengurangi korban jiwa. Dari situlah orang beramai-ramai ingin menanam mangrove di pesisir pantai. Tempat-tempat yang dulunya tidak pernah ditumbuhi mangrove, ingin sekali ditanami mangrove. Pada akhirnya proyek penanaman mangrove yang mengeluarkan dana jutaan rupiah, semuanya sia-sia karena tidak ada satu pun anakan mangrove yang tumbuh. |
|
Banyak anakan mangrove yang mati setelah ditanam di lapangan, dan kegagalan itu berulang terus saat dilakukan penyulaman untuk menggantikan anakan-anakan mangrove yang mati tersebut. Ternyata penanaman mangrove tidak semudah yang dibayangkan. Keinginan untuk melestarikan lingkungan dengan menanam jenis mangrove tanpa dasar pengetahuan karakteristik pertumbuhan mangrove dan habitatnya maka usaha ini akan menghadapi kegagalan.
Sebagian orang berpendapat yang penting di daerah pantai atau terdapat air laut, maka mangrove akan tumbuh dengan sendirinya. Ternyata pemahaman seperti ini adalah sesuatu hal yang keliru. Sebelum melihat faktor-faktor kegagalan penanaman mangrove terlebih dahulu dilihat dulu syarat-syarat pertumbuhan mangrove :
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mangrove adalah :
Dari faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan mangrove, bisa dicermati masalah-masalah yang membuat bibit mangrove gagal tumbuh di lapangan.
Penyebab kegagalan penanaman mangrove :
1. Gelombang dan Arus laut yang kuat.
Jangan menanam mangrove di tempat yang tidak pernah ditumbuhi mangrove, lihat sejarahnya dulu apakah tempat tersebut pernah ada mangrove atau tidak. Bila harus dilakukan penanaman mangrove maka harus dibuat penahan/pemecah ombak dan gelombang laut. Mangrove biasanya tumbuh pada daerah dengan ombak dan gelombang laut yang tenang, seperti pada muara sungai (pertemuan air tawar dan air laut), laguna atau di dalam teluk. Selain itu dapat juga tumbuh pada daerah bagian belakang terumbu karang yang cukup padat.
Bibit-bibit yang belum dapat berakar dengan baik dapat dibantu dengan mempergunakan Pipa Paralon (PVC), untuk mengurangi guncangan bibit dari gelombang laut yang kuat.
2. Subtrat lumpur yang tidak mendukung.
Keadaan habitat perlu mendukung pertumbuhan mangrove, mungkin saja di tempat tersebut pernah ditumbuhi mangrove, tetapi karena perubahan sifat fisik dan kimia karena pencemaran dan sedimentasi maka habitat tersebut tidak sesuai lagi untuk pertumbuhan mangrove.
3. Penanaman jenis pada zonasi yang tidak tepat.
Daerah mangrove terdapat zonasi pertumbuhan yang harus diperhatikan dengan baik. Jenis yang ditanam bukan pada zonasinya akan mengalami kegagalan. Zonasi hutan mangrove dapat ditinjau dari 2 segi yaitu zonasi menurut jenis yang dominan dan zonasi menurut penggenangan. Jenis yang dominan seperti Zona Rhizophora karena didominasi oleh Rhizophora sp, atau Zona Sonneratia didominasi oleh Sonneratia sp. Sedangkan Zonasi menurut penggenangan dibagi menjadi Zona Prosikmal, Midle dan Distal. (Baca : Zonasi Mangrove). Untuk penanaman mangrove pada zonasi Sonneratia sebaiknya dipergunakan jenis Sonneratia sp atau daerah yang didominasi dengan Rhizophora dipergunakan Rhizophora sp.
4. Hama dan penyakit yang menyerang
Tanaman hutan mangrove juga tidak terlepas dari serangan hama dan penyakit. Contohnya pada jenis tanaman Rhizophora ditemukan hama Zeuzera conferta (Cossidae, Lepidoptera), Cara pengendaliannya adalah dengan pemangkasan, penjarangan yaitu bertujuan menciptakan kondisi lingkungan yang tidak disukai oleh serangga hama. Selain itu umumnya ditemukan hama laba-laba, cara pengendalian untuk hama ini adalah dengan menanam vegetasi (rumput, waru, ketapang) dan memasang bambu perangkap.
Hama lain yang menyerang jenis bakau ini adalah Planococcus lilamus, Coccus hesperium L, Cerococcus sp, Aulacopsis sp, Chionapsis dan Chrysomphalus ficcus, penanggulangannya adalah dengan menggunakan insektisida Florbac Fc dan Azodrin 15 WSC. Hama yang sering menyerang bibit mangrove adalah kepiting, yang menyerang tanaman dengan memotong tunas muda, dan ulat daun sering menyerang daun mangrove. Terdapat 4 jenis hama pada daerah rehabilitasi mangrove yaitu Balanus amphitrite, Sesarma sp., Pteroma plagiophleps, dan Clibanarius sp. (Irma Dewiyanti dan Yunita, 2013)
Daftar Bacaan